Beranda Asosiasi PERHAPI Sukses Gelar TPT Ke XXXIV Di Palembang

PERHAPI Sukses Gelar TPT Ke XXXIV Di Palembang

Palembang,TAMBANG,- Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) kembali menyelenggarakan Temu Profesi Tahunan (TPT). Kali ini TPT ke XXXIV diselenggarakan di Palembang, Sumatera Selatan. “PERHAPI selalu  menyelenggarakan Temu Profesi Tahunan (TPT) di kota-kota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dimana di wilayah tersebut terdapat sektor industri dan operasional pertambangan,”terang Ketua Umum PERHAPI Sudirman Widhy Hartono dalam sambutan pembukaannya.

Dalam temu tahunan kali ini, PERHAPI mengusung tema “Digitalisasi dan Transformasi Pertambangan Indonesia menuju Ekonomi Hijau dan Berkelanjutan”. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Industri pertambangan saat ini bertumbuh di tengah perkembangan teknologi informasi yang demikian maju. “Sektor pertambangan juga didorong untuk mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dan digitalisasi pada operasional pertambangan yang dipercaya dapat memberikan efisiensi untuk peningkatan produktivitas dan konservasi bahan galian tambang agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya pada negara dan masyarakat,”lanjut Widhy.

Di sisi lain, Widhy juga mengingatkan bahwa sektor ekstraktif ini cepat atau lambat akan berakhir seiring dengan habisnya bahan galian tambang yang tidak terbarukan. Oleh karenanya PERHAPI mendorong semua stakeholder pertambangan untuk mulai melakukan transformasi ekonomi pertambangan menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Harus diakui rasanya tidak mudah untuk menyandingkan term “hijau” dan “berkelanjutan” pada industri ini. Sektor pertambangan masih dilihat sebagai salah satu kontributor kerusakan lingkungan. Hal tersebut tetap menjadi pekerjaan rumah penting bagi semua stakeholder pertambangan untuk terus menata kegiatan usaha pertambangan. Apalagi era sekarang ini, pelaku usaha pertambangan terus dituntut untuk lebih ramah lingkungan lewat penerapan ESG.

Di sisi lain kegiatan penambangan pasti akan berakhir ketika cadangan sudah habis atau sudah tidak ekonomis ditambang. Harus diakui bahwa banyak daerah yang tumbuh dan maju karena ada aktivitas pertambangan. Sayangnya banyak daerah yang tumbuh di sekitar wilayah operasi tambang sering kali hilang karena terbuai dengan ekonomi yang bergantung pada operasi pertambangan. Ketika kegiatan pertambangan berakhir, wilayah yang sebelumnya berkembang secara perlahan menurun.

PERHAPI dalam beberapa tahun terakhir ini telah mendorong mewujudkan ekonomi hijau dan berkelanjutan. “Kita ingin agar ketika tambang berakhir, wilayah yang telah tumbuh tidak menjadi sia-sia. Ini harus dimulai dengan gerakan ekonomi hijau dan berkelanjutan. Program-program PPM dan Reklamasi bentuk lain harus dikelola sebagai cikal bakal pengembangan kawasan atau initial mover,” ungkap Widhy.

Pada acara pembukaan, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Propinsi Sumatera Selatan Hendriansyah hadir mewakili Gubernur Sumatera Selatan yang berhalangan hadir. Di kesempatan ini Ia mengucapkan selamat datang pada para peserta TPT XXXIV ini. Ia juga menegaskan bahwa sektor pertambangan memiliki peran penting pada perekonomian di propinsi tersebut.

“Industri Pertambangan merupakan salah satu penggerak utama ekonomi di Propinsi Sumatera Selatan. Ini tidak bisa dipungkiri, berdasarkan data BPS tahun 2024 sektor pertambangan memberikan kontribusi sebesar 24,60% terhadap PDRB Sumatera Selatan. Artinya ekonomi Sumatera Selatan bergerak dan bertumbuh berkat adanya kegiatan pertambangan yang ada di Sumatera Selatan,”tandas Hendriansyah.

Pemerintah Propinsi pun melihat tema TPT kali ini telah selaras dengan arah kebijakan pertambangan nasional dan sejalan dengan komitmen Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan. “Saya berharap TPT kali ini menjadi wadah untuk berkumpul, berdiskusi dan merumuskan gagasan strategis tentang masa depan pertambangan Indonesia yang berdaya saing, berkeadilan dan berkelanjutan,”tutupnya.

Sementara Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Surya Herjuna mewakili Dirjen Minerba menyambut baik event TPT ini. Dalam sambutannya Ia menegaskan bahwa untuk mewujudkan industri pertambangan yang berkelanjutan dibutuhkan sinergi semua pemangku kepentingan melalui model pentahelic. Masing-masing aktor pemangku kepentingan memiliki peran yang krusial mulai dari Pemerintah yang merumuskan kebijakan dan insentif, Pelaku usaha yang menerapkan GMP dan ESG, akademisi yang berperan dalam riset dan kajian strategi, media dalam menjaga komunikasi public yang transparan dan komunitas berperan menjaga kondusifitas sosial.

“Kolaborasi ini penting dalam menjaga daya saing, rantai pasok dan konservasi sumber daya mineral secara bertanggungjawab,”tandasnya.

Ia pun mengajak semua pihak untuk berkolaborasi membangun sektor pertambangan ini agar lebih baik dan memberi kontribusi lebih besar bagi bangsa dan masyarakat.

Ketua Panitia TPT XXXIV Hendra Utama dalam laporannya menjelaskan rangkaian kegiatan yang dimulai dengan Jalan Santai, Fun Golf, FGD Kepala Teknik Tambang se-Sumsel dan kegiatan Susur Sungai Musi.

TPT XXXIV secara resmi dibuka oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Surya Herjuna. Ia mewakili Dirjen Minerba Tri Winarno yang berhalangan hadir. Di kesempatan ini, PERHAPI secara resmi merilis Buku bertajuk “Ekonomi Hijau Pertambangan,”. Kemudian ada sesi diskusi panel dengan tema Ekonomi Hijau Pertambangan dan juga Digitalisasi di pertambangan. Kemudian ada sesi paralel dengan berbagai tema menaik.