Beranda ENERGI Energi Terbarukan PLN Beli Listrik Berbasis Minihidro

PLN Beli Listrik Berbasis Minihidro

Jakarta-TAMBANG. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) membeli listrik berbasis energi air yaitu dari pengembang listrik swasta (IPP).

Penandatanganan PPA yang dilakukan oleh PLN dengan pihak swasta atau Independent Power Producer (IPP) ini adalah untuk Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), yaitu PLTM Tomata berkapasitas 10 MW dan PLTM Koro Kabalo dengan kapasitas 2,2 MW. Kedua pembangkit ini berada di propinsi Sulawesi Tengah.

Penandatanganan PPA untuk 2 PLTM tersebut dilaksana pada Jumat, 16 September 2016 di Kantor PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo (Suluttenggo) di Manado oleh General Manager PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo (PLN Suluttenggo), Baringin Nababan, masing-masing dengan Direktur Utama PT Buminata Energi Perkasa, Pontjo Juni Atmo, sebagai pihak yang akan membangun PLTM Tomata dan Direktur PT Tinusa Energy, Omar Tourik, sebagai pihak yang akan membangun PLTM Koro Kabalo.

Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara, Machnizon Masri mengapresiasi dan menyambut baik terlaksananya penandatanganan PPA untuk 2 PLTM IPP di Sulawesi Tengah, karena listrik yang nantinya akan dihasilkan adalah dengan memanfaatkan potensi energi baru terbarukan, yaitu air.

“Kami menyambut baik dan memberikan apresiasi atas terlaksananya penandatanganan PPA pada hari ini. Pemanfaatan energi baru terbarukan, berupa potensi sumber daya air yang banyak tersedia di daerah Sulawesi Tengah untuk keperluan energi pembangkit listrik seperti melalui rencana pembangunan PLTM Tomata dan PLTM Koro Kabalo, akan terus kita lakukan” ujar Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara, Machnizon Masri.

Menurut dia, kerjasama ini juga merupakan bagian dari upaya PLN untuk melistriki Sulawesi Tengah dengan pembangkit Go Green, yaitu berupa pembangkit yang ramah lingkungan dan juga untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan rasio pemanfaatan energi baru terbarukan (renewable energy) sebagai sumber energi penghasil listrik. Target dari korporasi pada 2025 nanti, rasio penggunaan renewable energy dapat mencapai 25 persen.

“Untuk itu, maka semua potensi energi baru terbarukan yang ada coba kita optimalkan, salah satunya adalah energi air” lanjut Machnizon Masri.

Sementara itu, Direktur Utama PT Buminata Energi Perkasa, Pontjo Juni Atmo, sebagai pihak yang akan membangun PLTM Tomata menyatakan komitmen dan kesiapannya dalam membangun pembangkit yang berlokasi di desa Tomata, kecamatan Mori Atas, kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

“Kami telah memiliki pengalaman dalam membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga air di sejumlah daerah di Sulawesi Tengah. Tentunya perusahaan kami memiliki komitmen yang sama dengan PLN, yaitu bagaimana dapat menyelesaikan pembangunan PLTM Tomata yang memanfaatkan potensi debit air di sungai Laadi yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Laadi sesuai jadwal, dimana jika tidak menemui kendala diperkirakan dapat beroperasi di Juni 2020” sebut Direktur Utama PT Buminata Energi Perkasa, Pontjo Juni Atmo.

Dukungan semua stakeholder, terutama masyarakat dan pemerintah daerah juga sangat dibutuhkan para pengembang listrik swasta. Hal ini disampaikan oleh Direktur PT Tinusa Energy, Omar Tourik, sebagai pihak yang akan membangun PLTM Koro Kabalo, yang memanfaatkan potensi air dari sungai Koro Kabalo, berlokasi di desa Kabalo, kecamatan Tojo Barat, kabupaten Tojo Una Una, Sulawesi Tengah.

PLN akan membeli listrik yang nantinya dihasilkan oleh PLTM Tomata dan PLTM Koro Kabalo dengan harga Rp. 1.320,-/kWh. Listrik dari kedua PLTM ini akan disalurkan kepada pelanggan melalui jaringan distribusi tegangan menengah 20 kV Sulawesi Tengah.

Biaya pokok produksi listrik (BPP) di Palu saat ini adalah Rp. 1.610,-/kWh. Jika beroperasi secara optimal, PLTM Tomata dan PLTM Koro Kabalo dalam 1 tahun dapat menghasilkan listrik 86,89 gigawatt hour (Gwh). Potensi penghematan yang bisa didapatkan dari beroperasinya kedua PLTM ini nantinya adalah Rp. 25,7 miliar per tahun. Jumlah pelanggan PLN Area Palu hingga Agustus 2016 adalah 328.374 pelanggan, dimana 306.257 pelanggan atau 93,26 persen adalah pelanggan golongan Rumah Tangga.