Jakarta,TAMBANG,PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyebutkan hingga Juni pihaknya telah mengantongi mandat surat utang korporasi senilai Rp62,37 triliun. Sebagian besar penerbit berasal dari sektor swasta. Data Pefindo menyebutkan total ada 53 perusahaan yang berencana menerbitkan surat utang korporasi pada semester II/2025. Dari jumlah tersebut, ada 7 perusahaan tambang yang berencana menerbitkan surat utang senilai Rp7,8 triliun.
Penyumbang nilai terbesar berasal dari sektor perbankan dengan nilai Rp9,4 triliun dari 5 perusahaan. Selanjutnya ada multifinance yang menyumbang 8 perusahaan dengan estimasi nilai sebesar Rp9,1 triliun. “Dari 53 perusahaan, sebanyak 34 di antaranya berasal dari sektor swasta, sementara untuk BUMN dan anak perusahaannya ataupun BUMD ada sekitar 19 perusahaan dengan nilai sekitar Rp29,63 triliun. Mandat besar juga datang dari perusahaan induk senilai Rp6,8 triliun, sedangkan lembaga keuangan khusus tercatat sebesar Rp6,5 triliun. Sektor lainnya masing-masing mencatat mandat di bawah Rp5 triliun,” ucap Kepala Divis Rirset Suhindarto.
Dari sisi instrumen, mayoritas surat utang memiliki format Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) yang mencapai Rp41,29 triliun. Kemudian instrumen lain yang akan memasuki pasar meliputi sukuk dan medium term notes (MTN) sekitar Rp3 triliun, serta sekuritisasi mencapai Rp2,05 triliun.
Jika ditelisik dari sisi institusi penerbit, tren penerbitan surat utang korporasi masih akan didominasi sektor swasta dengan rencana issurance sebesar Rp32,73 triliun. Adapun Grup BUMN mencapai Rp29,63 triliun.
Pefindo memproyeksikan bahwa pasar surat utang akan tetap aktif pada paruh kedua tahun ini, didorong oleh kebutuhan refinancing, ekspansi usaha, serta preferensi terhadap pendanaan jangka menengah. Di samping itu, Suhindarto menyatakan perusahaan akan lebih cenderung mencari pendanaan di dalam negeri di tengah volatilitas nilai tukar dan suku bunga global khususnya Amerika Serikat yang masih berada di level tinggi.