Jakarta, TAMBANG – Seiring meningkatnya permintaan global terhadap mineral kritis dan semakin kuatnya dorongan untuk mencapai target iklim, transformasi digital di sektor pertambangan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis. Swedia hadir dengan pesan yang kuat: Mari berkolaborasi!
Melalui program Sweden–Indonesia Sustainability Partnership (SISP), Swedia menawarkan lebih dari sekadar teknologi. Swedia membuka peluang kemitraan untuk menciptakan pertambangan yang lebih cerdas, aman, dan berkelanjutan, didasarkan pada pengalaman nyata dan sejalan dengan ambisi hijau Indonesia.
“Di Swedia, pertambangan digital bukan sekadar konsep, itu sudah menjadi standar,” ujar Duta Besar Swedia untuk Indonesia, H.E. Daniel Blockert melalui keterangan resminya, Senin (11/8).
“Dengan remote operations, electric fleets, dan real-time data, kami melihat bagaimana digitalisasi mampu mengurangi risiko, meningkatkan produktivitas, dan meminimalkan dampak lingkungan. Indonesia punya potensi besar untuk mempercepat kemajuan—dan kedua negara memiliki peluang untuk memperkuat pembelajaran timbal balik.”
Sebagai salah satu negara dengan cadangan mineral kritis terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin di masa depan pertambangan berkelanjutan. Di bawah kerangka kerja SISP, Swedia berkomitmen mendukung Indonesia melalui empat pilar utama kolaborasi: policy advocacy, knowledge-sharing & capacity building, technology collaboration dan financing.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, Mining Digitalization Workshop yang diselenggarakan di Jakarta menghadirkan para pemangku kepentingan Indonesia dan penyedia teknologi asal Swedia untuk mengeksplorasi langkah nyata dalam integrasi digital di sektor pertambangan.
Perusahaan-perusahaan teknologi Swedia—seperti ABB, Sandvik, Axis Communications, dan Volvo, membagikan solusi yang telah diterapkan di berbagai situs pertambangan dunia, mulai dari real-time monitoring, predictive maintenance, smart fleet systems, hingga visual analytics. Teknologi ini telah terbukti mampu mengurangi downtime, meningkatkan efisiensi, serta memperkuat aspek keselamatan dan kinerja lingkungan.
Pada kesempatan yang sama, Subkoordinator Perencanaan Investasi dan Kerjasama Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Azaria Indra Wardhana, menyampaikan bahwa transformasi digital berperan penting dalam memperkuat akurasi pengawasan dan mendukung tata kelola pertambangan yang lebih transparan dan akuntabel.
“Dengan integrasi solusi digital, kami dapat meningkatkan presisi dalam pengawasan,” ujarnya.
Azaria menambahkan, kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong inovasi, memperkuat komitmen terhadap perlindungan lingkungan, serta memastikan keberlanjutan industri pertambangan dalam jangka panjang.
“Kami berkomitmen pada inovasi, tanggung jawab lingkungan, dan keberlanjutan melalui kemitraan strategis dan teknologi mutakhir,” tutupnya.
Swedia dan Indonesia berkomitmen membawa kolaborasi ini ke level berikutnya, melalui pilot project yang konkret, policy dialogue yang mempercepat solusi nyata, dan penguatan collaborative ecosystem untuk menghadirkan masa depan pertambangan yang lebih efisien, tangguh, dan berkelanjutan.