Beranda Tambang Today Komitmen Hilirisasi Nasional, Ceria Corp Siap Bangun Smelter RKEF Line II dan...

Komitmen Hilirisasi Nasional, Ceria Corp Siap Bangun Smelter RKEF Line II dan Fasilitas HPAL

Jakarta, TAMBANG – Setelah berhasil memproduksi Low-Carbon Ferronickel perdana melalui Smelter RKEF Line I atau yang lebih dikenal Smelter ‘Merah Putih’ pada 27 April 2025 lalu, Ceria Corp yang merupakan perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) karya anak bangsa menegaskan komitmen kuatnya dalam mendukung program hilirisasi mineral nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dengan mengembangkan Smelter RKEF Line II dan fasilitas High-Pressure Acid Leaching (HPAL).

“RKEF Line I telah berproduksi pada April 2025. Saat ini, kami tengah mempersiapkan RKEF Line II, dan dalam jangka panjang juga akan menyusul Line III dan IV,” ungkap Imelda Kiagoes, Corporate Secretary Ceria Corp., saat ditemui di ajang Indonesia Critical Minerals Conference & Expo 2025 di Jakarta, Selasa (3/6).

Imelda menyampaikan bahwa Ceria Corp. kini tengah fokus pada proses pengamanan pendanaan strategis untuk mendukung pembangunan RKEF Line II.

Pada pembangunan RKEF Line I, beberapa fasilitas pengolahan dan fasilitas pendukung infrastruktur juga telah selesai dibangun untuk RKEF Line II, sehingga penyelesaian konstruksi RKEF Line II ditargetkan akan lebih cepat dari RKEF Line I.

“Kami saat ini fokus pada finalisasi pendanaan strategis. Jika seluruh proses berjalan lancar, konstruksi dapat dimulai dalam waktu dekat dan ditargetkan selesai dalam dua tahun ke depan,” tambahnya.

Secara paralel, Ceria Corp. juga tengah mematangkan rencana pembangunan fasilitas pengolahan nikel HPAL dengan proses hydrometallurgy, yang mengadopsi teknologi mutakhir 3 autoclave dan ramah lingkungan dengan menghasilkan karbon emisi yang rendah.

Imelda menjelaskan bahwa proses due diligence atas proyek ini hampir selesai, dan sejumlah calon investor telah melakukan site visit ke area operasional Ceria di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara sebagai bagian dari tahap evaluasi akhir.

Imelda berharap semua proses dapat berjalan dengan lancar, baik itu proyek RKEF Line II dan fasilitas HPAL, yang tentunya juga didukung dengan pendanaan strategis yang memadai. “Harapannya, semuanya bisa berjalan selaras (RKEF Line II dan HPAL), sehingga bisa dikembangkan bersamaan dengan dukungan pendanaan yang lancar,” jelas Imelda.

Sebagai informasi, Smelter ‘Merah Putih’ milik Ceria mengadopsi teknologi mutakhir Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) berkapasitas 72 MVA dengan kapasitas produksi 63.200 ton Ferronickel per tahun atau setara 13.900 ton logam nikel.

Smelter ini dirancang untuk mengolah bijih nikel saprolite dengan efisiensi energi dan ramah lingkungan serta memenuhi standar ketat dari kaidah Environmental, Social, & Governance (ESG).

Dalam pengembangan jangka panjangnya, Ceria Corp. menargetkan pembangunan total empat jalur produksi RKEF dengan kapasitas produksi sebesar 252.700 ton FeNi per tahun, atau setara dengan 55.600 ton logam nikel.

Sementara itu, proyek pabrik HPAL untuk mengolah bijih nikel limonite akan dibangun dengan target pembangunan dalam 2 line dengan total kapasitas produksi sebesar 293.200 ton per tahun MHP yang terdiri dari sekitar 110.900 ton logam nikel dan 11.300 ton logam kobalt.

“Pembangunan pabrik green konstruksi yang ramah lingkungan dan didukung oleh design engineering serta konsultan kelas dunia dengan teknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL) untuk menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) akan memperkuat posisi Ceria dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV Battery Supply Chain),” tutup Imelda.