Jakarta – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) secara resmi merilis Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) Tahun 2024 yang memuat berbagai capaian penting Perusahaan dalam implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Laporan ini menegaskan komitmen dan langkah nyata PHI dalam penerapan prinsip keberlanjutan dalam kegiatan operasi dan bisnis hulu migas Perusahaan sejalan dengan kebijakan keberlanjutan PHE dan PT Pertamina (Persero) dalam mendukung pencapaian net zero emission Indonesia di tahun 2060 atau lebih cepat.
Direktur Utama PHI, Sunaryanto, menyatakan bahwa keberlanjutan merupakan salah satu pilar utama dalam menghadapi dinamika industri dan transisi energi nasional. “Kami percaya bahwa keberlanjutan produksi minyak dan gas bumi di masa depan ditentukan oleh keberhasilan dalam menerapkan prinsip-prinsip Environment, Social, Governance (ESG) dalam seluruh kegiatan operasi dan bisnis Perusahaan,” ujarnya
Menurutnya PHI menjalankan langkah-langkah strategis untuk mendukung keberlanjutan lingkungan melalui penurunan emisi, efisiensi energi, pengelolaan limbah, konservasi, serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam kegiatan operasi Perusahaan.
“Di tengah tantangan industri dan dinamika transisi energi, kami tetap fokus menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” ungkap dia dalam keterangannya, Senin (4/8).
Secara lengkap, Laporan Keberlanjutan PHI Tahun 2024 dapat diakses melalui website resmi PT Pertamina Hulu Indonesia. Komitmen PHI terhadap pengelolaan lingkungan tecermin dalam upaya dekarbonisasi dan efisiensi energi yang dilaksanakan secara sistematis di seluruh wilayah operasi. Sepanjang tahun 2024, PHI mencatatkan pemanfaatan energi terbarukan lebih dari 3,8 gigajoule yang digunakan untuk mendukung operasional fasilitas sumur dan kantor anak perusahaan.
Melalui program unggulan Project One Sheet (POS), PHI berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) lebih dari 153,6 ribu ton CO₂e, atau sekitar 110 persen di atas target yang ditetapkan. Seluruh wilayah kerja PHI juga telah mengadopsi penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, seperti B35 dan B40, yang menyumbang 38,19 persen dari total reduksi emisi Perusahaan sepanjang tahun lalu.
Selain pengurangan emisi, PHI juga menaruh perhatian besar terhadap konservasi sumber daya alam dan pengelolaan limbah secara berkelanjutan. Konservasi air yang dilakukan Perusahaan menghasilkan penghematan lebih dari 118,6 ribu meter kubik atau sekitar 118 megaliter. Di bidang pengelolaan limbah, PHI berhasil mengelola lebih dari 51 ribu ton limbah melalui pendekatan ekonomi sirkular, mencakup 93,3 persen dari total timbulan limbah operasional.
Keberhasilan pengelolaan keanekaragaman hayati juga ditunjukkan melalui capaian Biodiversity Action Plan (BAP) sebesar 110 persen yang menandakan PHI telah menyusun peta jalan (road map) Net Positive Impact dengan pelaporan yang terstruktur dan terukur. Akurasi pelaporan emisi GRK pun mencapai tingkat ketepatan 108,5 persen, mencerminkan keseriusan Perusahaan dalam menjaga transparansi data lingkungan.
Dalam dimensi sosial, PHI secara aktif menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL/CSR) berbasis pemetaan sosial untuk memahami kebutuhan masyarakat di sekitar wilayah operasi. Sepanjang tahun 2024, tiga anak perusahaan utama PHI telah melaksanakan total 74 program sosial.
Anak-anak perusahaan PHI, yakni PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) melaksanakan 28 program dengan sekitar 3.500 penerima manfaat langsung. Sementara itu, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) melaksanakan 24 program yang menjangkau sekitar 2.800 individu, dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) menjalankan 22 program dengan manfaat bagi sekitar 1.400 penerima. Fokus program meliputi pendidikan, kesehatan, pelestarian budaya, serta pemberdayaan ekonomi lokal, termasuk penguatan kapasitas UMKM.
Dalam hal tata kelola, PHI terus memperkuat prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang menjadi fondasi dalam menjalankan usaha secara etis dan transparan. Prinsip-prinsip integritas dan akuntabilitas dijalankan secara konsisten di seluruh lini organisasi untuk memastikan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan berorientasi jangka panjang. Pada tahun 2024, PHI berhasil mempertahankan Sertifikat SNI ISO 7001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) sebagai penegasan upaya Perusahaan dalam mencegah praktik korupsi, gratifikasi, dan penyuapan.
Melalui penerbitan Laporan Keberlanjutan 2024 ini, PHI menegaskan bahwa keberlanjutan bukan sekadar kewajiban pelaporan, tetapi menjadi bagian dari komitmen strategis dalam mendukung ketahanan energi nasional sekaligus menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Perusahaan akan terus mendorong sinergi, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor demi mewujudkan operasi hulu migas yang tangguh, adaptif, dan berkelanjutan.
Baca juga: Wamen Todotua Pasaribu: PLTU Masuk Kategori Hilirisasi Batu Bara, Benarkah?